Postingan
Rusli La Isi
21 April 2021 | 10:18AM

Sebaris Kata Mengenang Jasa Pahlawan Nasional R.A. Kartini

butonsatu.com

Raden Ajeng (RA) KARTINI, Siapa yang tidak mengenal sosok wanita pejuang tersebut?.

R.A. Kartini yang merupakan seorang tokoh pejuang, pelopor kemajuan dan pendobrak keterbelakangan kaum wanita.

Saat ini Dunia tidak terkecuali Indonesia heboh menggaungkan permasalahan gender emansipasi wanita.

Nusantara jauh sebelum emansipasi wanita digaungkan telah lahir gagasan-gagasan dari seorang wanita sederhana, anak seorang bangsawan yang telah menggaungkan emansipasi persamaan hak antara wanita dan pria yakni R.A. Kartini melalui bukunya "Habis Gelap Terbitlah Terang".

R.A. Kartini Djojoadhiningrat merupakan nama lengkap dari R.A. Kartini, lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan seorang Bupati Jepara dan Ibunya bernama M.A Ngasirah.

Beliau merupakan salah satu pahlawan wanita Indonesia yang rela berjuang untuk rakyat Indonesia di masa penjajahan. Beliau adalah wanita terdidik yang memiliki harapan atas kesamaan gender. Di masa itu memang wanita tidak dihargai, tidak boleh mendapatkan pendidikan yang layak hanya tugasnya harus di rumah mengurus suami, anak dan memasak.

Kemudian R.A. Kartini berjuang agar wanita tidak ditindas dan bisa sejajar dengan pria lewat perjuangannya yang menyuarakan kebenaran. Beliau memang wanita cerdas yang pemberani hingga semua yang dilakukannya memberi arti yang sangat besar bagi wanita Indonesia sampai saat ini.

Baca Juga: OSIS SMA Negeri 1 Pasarwajo Berbagi Takjil di Bulan Ramadhan

Bagaimana jadinya jika Kartini tidak memperjuangkan emansipasi wanita kala itu?

Jika itu terjadi mungkin saat ini saya masih "dilotengnya rumah mamaku dipingit" sembari menyaksikan gelora perkembangan dunia.

Sungguh besar jasamu wahai R.A. Kartini, berkat jasamu saat ini saya bukan lagi dipingit diloteng rumah mamaku tetapi saya dengan perempuan-perempuan lain mendapat kesempatan mengenyam bangku pendidikan apalagi sekarang kita bisa bersekolah dengan gratis yang merupakan program pemerintah baik pusat maupun daerah.

Sayang jika generasi muda tidak memanfaatkan kesempatan itu dengan baik, sungguh miris dimana R.A. Kartini dengan segala keterbatasan keterkungkungan adat mampu berusaha mendobrak kebiasaan tersebut demi mensejajarkan dan mengangkat derajat perempuan nusantara melalui pendidikan.

Saya bangga wahai R.A. Kartini berkat jasamu saat ini dalam tatanan birokrasi pemerintahan, organisasi, profesi lainnya telah tampil Kartini-kartini pewaris perjuanganmu. Sampai pada mama lele, penjual ikan,penjual sayur dan lainnya.

Saya sempat bertanya mengapa sebutan penjual ikan di pasar harus papalele sementara yang saya saksikan diatas mobil pick up adalah Kartini-kartini tangguh yang membantu mitranya mencari nafkah, mengapa sebutannya bukan mamalele atau ibulele?, salut akan perjuanganmu "IBU LELE" kartini kebanggaan keluarga.

Menurut saya budaya patriarki yang selalu menomorduakan perempuan sebenarnya tidak sepenuhnya salah hanya saja ada sedikit pemahaman, persepsi dan tanggapan yang berbeda-beda tentang hal tersebut dan kurang tepat. Walaupun gencarnya perjuangan gender persamaan hak antara laki-laki dan perempuan diperjuangkan tetap saja kodrat kita sebagai wanita tidak bisa dipungkiri, bahkan dalam agama mengingatkan itu, kita harus tetap menyadari kodrat kita sebagai perempuan yang merupakan mitra dari pasangan (kaum laki-laki).

Patriarki merupakan sebuah pandangan sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan property, tapi berkat perjuanganmu Kartini, seiring perkembangan dan kemajuan zaman kebiasaan-kebiasaan dan pandangan tersebut mulai berubah. Hal ini terlihat dimana-mana perempuan dalam persamaan hak sudah memiliki kesempatan hal ini terlihat di Kabupaten Buton baik di birokrasi maupun organisasi profesi lainya telah tampil sosok-sosok Kartini termasuk saya yang saat ini mendapat kepercayaan dari teman-teman SMAN 1 Pasarwajo untuk menjadi ketua OSIS.

Salah satu program OSIS SMAN 1 Pasarwajo adalah memperingati hari-hari besar Nasional untuk tidak melupakan jasa para pahlawan karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, bertepatan dengan hari ini 21 April 2021 Hari Kartini, OSIS SMAN 1 Pasarwajo memberikan kesempatan kepada para siswi untuk mengembangkan potensinya baik dibidang pendidikan, seni, olahraga, dan kemampuan lainnya, serta kebolehan (potensi} mereka rencana akan ditampilkan pada class meeting dan kegiatan lainnya yang tentu masih berpegang pada protokol kesehatan.

Kepala SMAN 1 Pasarwajo Drs. La Dade, M.M., Wakasek Kesiswaan Abdul Wahid S.Pd, M.Si. dan Pembina OSIS Rashimin, S.Pd. sangat mendukung dan memberikan ruang untuk mengimplementasikan Program Program OSIS tersebut.

Terimakasih kepada semua pihak terutama warga sekolah yang telah memberikan kepercayaan kepada saya terkhusus pejuang pembawa inspirasi yang kelahiranya di peringati hari ini R.A. KARTINI dan KARTINI Kebanggaan yang melahirkan dan mendidik saya sampai saat ini (ibuku tercinta) WAODE ZAHARAENI, S.H. M.H beliau merupakan panutanku.

Semoga seluruh kartini-kartini se-Indonesia selalu menjadi penerang yang tak pernah padam.

Pasarwajo,, 21 APRIL 2021

RAHMA FATHAN HEZRADIAN

Artikel Terkait
Artikel Terkini

ARTIKEL POPULER