Postingan
Tim Redaksi
31 Desember 2020 | 13:21PM

Virus Varian Baru Corona (B117) Mengintai Anak Sekolah, Pembelajaran Tatap Muka Full Perlu Dipertimbangkan

butonsatu.com

Oleh: Abdul Wahid, S.Pd., M.Pd.
Tenaga Pendidik SMAN 1 Pasarwajo, Kabupaten Buton

BUTON, BUTONSATU.com -  Melansir laman Covid-19.go.id, hingga Selasa (29/12) bahwa ada tambahan 7.903 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia, sehingga total menjadi 727.122 kasus positif corona. Sementara jumlah sembuh 6.805 orang, sehingga total sembuh menjadi 596.783 orang, sedangkan kasus meninggal dunia akibat virus corona bertambah 251 orang, sehingga total kasus meninggal akibat virus corona menjadi 21.703 orang.

Dari data di atas dapat dikatakan bahwa kasus Covid-19 belum tuntas, bahkan sekarang meningkat sebanyak 20%. Seiring dengan itu pada akhir tahun 2020 kita dikejutkan dengan berita tentang virus corona varian B117. Virus corona varian B117 merupakan virus hasil mutasi yang pertama kali diidentifikasi di Inggris bagian selatan. Menurut para ilmuwan di Inggris, jenis virus ini jauh lebih menular atau (70%) lebih menular dibanding varian virus corona lainnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban bahwa varian baru virus corona atau SARS-Cov-2 yang ditemukan di Inggris lebih menular. Walaupun tidak lebih mematikan dan dipastikan bisa dideteksi melalui alat tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR), namun menurut para ahli di berbagai negara meyakini varian baru virus corona ini tidak akan berpengaruh pada vaksin Covid-19  (Zubairi, dalam talkshow BNPB, Selasa 29/12/2020).

Salah satu negara yang tertular SARS-Cov-2 adalah Negara Bagian Colorado, Amerika Serikat (AS). Pemerintah Negara Bagian Colorado melaporkan kasus terkonfirmasi  positif Covid-19 dari varian B117. Pasien yang terkonfirmasi  positif telah melakukan isolasi di kota Denver, namun otoritas kesehatan Colorado mengatakan bahwa pasien tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan.  

Menurut laporan di Inggris virus corona varian B117 lebih cenderung menyerang anak-anak karena saat itu Inggris masih melaksanakan sekolah tatap muka. Sehingga yang terjadi ada peningkatan yang terinfeksi di anak-anak. Pada waktu diperiksa ternyata peningkatan infeksi di anak akibat varian B117 ini lebih banyak dibanding varian yang lama, (Prof. Zubairi dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Selasa (29/12/2020).

Selain Inggris dan Amerika Serikat, kini varian baru virus corona juga ditemukan di Afrika Selatan, Hong Kong, Singapura, Jepang, Lebanon, Jerman, Italia, Prancis, dll.
Terkait hal di atas, Prof. Zubairi menyarankan agar Indonesia meninjau kembali rencana pembukaan sekolah pada awal Januari mendatang. "Mohon diperhatikan. Kalau misalnya terpaksa harus buka juga maka harus monitor amat sangat ketat,"pungkas Prof. Zubairi.

Akibat Covid-19, pemerintah menetapkan kebijakan di bidang pendidikan agar menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau moda daring (dalam jaringan) dengan menggunakan jaringan (internet) jarak jauh, dengan bantuan alat perantara seperti gadget, labtop, dan smartphone. Semuanya  bertujuan untuk memutus mata rantai covid-19. Hal ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran No. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan  Kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di instansi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian akan disampaikan di rumah masing-masing. Kebijakan tersebut mulai berlaku pada tanggal 16 Maret 2020 sampai dengan pelaksanaan penilaian akhir tahun semester genap tahun pelajaran 2019/2020.

Kemudian di awal tahun pelajaran baru 2020/2021, tetap menerapkan pembelajaran jarak jauh. Ada beberapa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran selama pandemi Covid-19, antara lain daring method, blended learning, dan luring method, yang penggunaannya disesuaikan dengan status zonasi setiap daerah. Daring method dan blended learning adalah metode full daring, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh peserta didik tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman, metode ini sangat cocok diterapkan di zona merah.

Sementara Luring method adalah model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan (offline) atau pembelajaran dilakukan secara tatap muka. Supaya tidak terjadi kerumunan, peserta didik diajar secara bergiliran (shift model). Selain itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring. Metode pembelajaran ini cocok diterapkan pada zona kuning atau hijau.

Seiring dengan perubahan waktu, pada umumnya status daerah di wilayah Sulawesi Tenggara berubah menjadi zona kuning dan hijau, maka diterapkan metode kombinasi yaitu daring method dan luring method. Namun demikian, tetap mematuhi protokol kesehatan yang menerapkan 3 M (sering mencuci tangan, selalu memakai masker, dan menjaga jarak). Supaya jaga jaraknya terwujud dan tidak terjadi kerumunan, peserta didik diajar dengan tatap muka langsung secara bergiliran (shift model).

Kombinasi metode pembelajaran ini berlangsung selama 2 (dua) minggu di akhir semester genap, termasuk dengan kegiatan penilaian akhir semester dilakukan secara luring, tatap muka langsung secara bergiliran (shift model). Kaitannya dengan surat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara tanggal 29 Desember 2020 yang menindaklanjuti surat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Keputusan Bersama 4 (empat) menteri, yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Pembelajaran Tatap Muka pada semua jenjang pendidikan pada awal Januari 2021, perlu dipertimbangkan karena adanya varian baru corona ini akan menempatkan anak-anak yang masuk ke sekolah  dalam resiko lebih berbahaya.

Kalaupun dilaksanakan pembelajaran tetap menggunkan metode kombinasi daring method dan luring method yang dilaksanakan secara bergiliran (shift model) seperti yang terjadi pada akhir semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021. Yang jelas, adanya varian baru virus corona harus membuat kita semakin waspada, namun diharapkan jangan terlalu takut karena takut yang berlebihan akan megurangi imun (kekebalan tubuh) yang rentan terinfeksi virus, dan jangan terlalu berani yang bernuansa menentang kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Pandemi belum berakhir, disiplinlah menerapkan protokol kesehatan.

Artikel Terkait
Artikel Terkini

ARTIKEL POPULER