Postingan
Rusli La Isi
28 Oktober 2022 | 8:47AM

Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Risman: Momentum Introspeksi Diri

butonsatu.com

BUTON, BUTONSATU.com -  Forum Komunikasi Pemuda (FKP) Kabupaten Buton mengatakan peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-94 tahun 2022 menjadi momentum introspeksi diri.

Pasalnya, hari yang sangat sakral untuk menyatukan pemuda-pemudi di seluruh Nusantara harus benar-benar dihayati dan menjadi refleksi pemuda dalam menghadapi tantangan era globalisasi kedepan.

"Jadi peringatan Hari Sumpah Pemuda sebenarnya bukan hanya seremonial dengan melaksanakan upacara pengibaran bendera merah putih tetapi harus menjadi momentum introspeksi diri," kata Ketua Forum Komunikasi Pemuda (FKP) Buton, Muhammad Risman kepada media di Pasarwajo, Jumat (28/10/2022).

Lebih lanjut, Risman menjelaskan peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-94 momentum titik balik pemuda dalam perjuangan melawan penjajahan. Sebab perjuangan pemuda pada tahun 1928 hanya satu kepentingan yakni Indonesia Merdeka.

"Olehnya itu, kita harus bersyukur para pendahulu kita karena mereka dalam kongres II Pemuda yang diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta, 94 tahun lalu para pemuda berkumpul yang dipimpin Soegondo Djojopoespito dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), telah menyatukan kita dalam satu sumpah," jelasnya.

Hasil Kongres ke-II pemuda kemudian menjadi cikal-bakal pergerakan golongan muda melakukan presure terhadap golongan tua dalam upaya mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

"Dari situ, pemuda terus bergerak hingga sehari sebelum kemerdekaan terjadi peristiwa penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok (daerah Karawang, Jabar). Dimana usaha golongan muda berupaya menjauhkan Soekarno-Hatta dari pengaruh Jepang," ujar Risman.

Baca Juga: Refleksi Hari Sumpah Pemuda Ke-94, Bangun Buton Satu Hati

Menurutnya, kedua tokoh tersebut merupakan golongan tua yang menginginkan proklamasi dilakukan melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), badan yang dibuat oleh Jepang.

"Namun alasan mereka (golongan tua) tidak diterima oleh golongan muda sehingga dari peristiwa Rengasdengklok golongan muda berhasil memaksa Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia  pada 17 Agustus 1945 yang dibacakan di sebuah rumah Jalan Pegangsaan Timur No, 56 Jakarta Pusat," terang Risman.

Kilas balik perjuangan pemuda melawan penjajahan harus menjadi harapan kepada generasi muda sekarang dalam melakukan setiap tindakan. Misalkan kata Risman, peran pemuda dalam mendukung dan mengusulkan program kepada pemerintah daerah Kabupaten Buton.

"Karena sejarah pemuda masa lalu untuk Indonesia merdeka dari melawan penjajah. Harus dilanjutkan dengan pemuda saat ini," harap Risman.

"Namun perjuangan pemuda saat ini berbeda, dahulu melawan penjajah sekarang bagaimana pemuda menyatu dan saling mendukung untuk mengisi kemerdekaan. Itu intinya," sambungnya.

Diketahui Kongres Pemuda ke-II diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta diprakarsai Mohammad Yamin, Soegondo Djojopoespito, Soenario Sastrowadoyo, WR Supratman, Djoko Marsaid, Amir Syarifuddin, Sarmidi Mangoensarkoro, Sie Kong Liong, Kartosuwiryo, dan Johannes Leimena.

Kemudian menghasilkan kesepakatan Kongres dengan menyatakan ikrar Sumpah Pemuda. Isinya sebagai berikut;

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Artikel Terkait
Artikel Terkini

ARTIKEL POPULER