Postingan
Rusli La Isi
07 Februari 2021 | 5:53AM

Kehilangan Fungsi, Benteng Keraton Buton Butuh Perhatian Pemerintah

butonsatu.com

BAUBAU, BUTONSATU.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau berencana akan mengembalikan fungsi Benteng Keraton dalam status keasliannya dan sebagai warisan dunia.

Tentu tidak semua membalikan telapak tangan. Untuk melakukan itu, Pemkot Baubau menggelar rapat penataan kawasan Benteng Keraton sebagai salah satu destinasi wisata unggulan, di Rujab Walikota Baubau beberapa hari yang lalu.

Walikota AS Tamrin berharap, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) wilayah kerja Sulsel, Sultra dan Sulbar dapat berkontribusi dalam hal itu.

Termasuk dengan melakukan lobi-lobi ke Pemerintah Pusat, agar kegiatan-kegiatan pemeliharaan benteng keraton mendapat perhatian serius dari pusat.

AS Tamrin menceritakan, sejak kecil ia hidup di Benteng Keraton, dimana saat ini keasliannya masih terjaga. Namun saat semua semua telah kehilangan fungsi.

Lawana Burukene misalnya, yang akan diperbaiki dan dikembalikan fungsinya seperti dulu, dimana untuk mobil sudah tidak bisa lewat di lawana tersebut.

Bahkan, kata dia, untuk semua Lawa di dalam Benteng Keraton Buton dulu semua lebarnya sama sehingga tidak memungkinkan untuk mobil lewat. Termaksud pula Baluara yang jumlahnya 19, dimana ada dulu yang namanya Boka-boka dan Godho juga harus mendapat perhatian.

"Lawa dan baluara kita kembalikan seperti dulu fungsinya, sehingga di dalam Benteng Keraton Buton nantinya tidak ada lagi polusi. Kita akan bikin tempat parkir di luar Benteng Keraton Buton biar yang tinggal didalam benteng, mobilnya disimpan di luar. Ini dimaksudkan dalam rangka menghargai statusnya aslinya," ujar AS Tamrin.

Lanjutnya, selain Lawa-lawa dan Baluara, Pemkot Baubau juga akan melakukan pengembalian fungsi seperti dulu pada rumah-rumah yang ada dalam Benteng Keraton Buton secara bertahap. Rumah-rumah yang ada dalam Benteng Keraton Buton akan dikelola dan dimintakan Dinas Pariwisata untuk dibuatkan home stay dengan fasilitas yang lengkap, sehingga wisatawan yang akan masuk ke Benteng Keraton Buton merasa lebih nyaman tinggal di rumah-rumah penduduk yang ada home stay.

Rencana dan keinginan besar Walikota Baubau AS Tamrin tersebut mendapat dukungan dari Sultan Buton, dr H La Ode Izat Manarfa dan La Ode Muhammad Aksa dari BPCB wilayah kerja Sulsel, Sultra dan Sulbar. Bahkan, dr Izat Manarfa dan La Ode Muhammad Aksa mengusulkan agar dalam wilayah Benteng Keraton Buton beroperasi kendaraan tanpa polusi.

Selain itu, La Ode Muhammad Aksa juga mengusulkan agar dibuat Badan Pengelola untuk memaksimalkan rencana Walikota Baubau sebab Undang-Undang cagar budaya juga mendukung tentang itu. Kemudian museum agar dibuatkan ruang informasi dan tempat loket.

Hal yang sama juga utarakan, Kapala Dinas Pariwisata Baubau, Ali Arham. Kata dia, PO 5 merupakan spirit of wolio dan nilai sara pataanguna merupakan bagian kehidupan masyarakat hari ini dan akan datang akan menjadi perekat semangat untuk melakukan berbagai perubahan.

Pemanfaatan cagar budaya akan menjadi destinasi wisata yang bertaraf internasional untuk menghidupkan ekosistem kebudayaan berupa ritual budaya, kesenian dan sebagainya. Kemudian perlindungan tentang cagar budaya Benteng Keraton Buton termaksud kasulana tombi yang sebentar lagi akan menjadi obyek wisata yang akan banyak dikunjungi orang.

Oleh karena itu, langkah yang akan diambil adalah revitalisasi dalam rangka pemberdayaan SDM, ekonomi kerakyatan dan kelembagaan adat. Kemudian, peningkatan ketahanan budaya dan kemajuan peradaban dunia yang penuh tantangan termaksud covid-19.

"Saat ini Zonasi  rencana induk pariwisata daerah telah dibuat dimana didalam Kawasan Benteng terdiri dari 65 obyek wisata yang menjadi sasaran untuk tahun 2021 dan tahun mendatang yang meliput dua kelurahan yakni Melai dan Baadia. Jadi merupakan  wilayah kerja sama BPCB, Dinas Dikbud, PUPR, Lingkungan Hidup dan Perumahan termaksud Bappeda. Untuk cagar budaya yang menjadi salah satu wilayah penataan yakni Lawana Burukene ini sangat memprihatinkan, Lawana Gundu-gundu, Lawanan Lanto, Lawana Dete, Baluarana Kalau, Boka-boka dan Gundu-gundu, Lawanan Rakia, Godhona Oba," pungkasnya.

Artikel Terkait
Artikel Terkini

ARTIKEL POPULER