Postingan
Gustam
01 November 2021 | 13:25PM

Fenomena Politik Uang dalam Pilkades

butonsatu.com

Oleh: Gustam (Redaktur Butonsatu.com)

BUTON, BUTONSATU.com - Money Politic atau Politik Uang sudah bukan hal yang baru ditelinga masyarakat. Tidak sedikit dari para politisi menggunakan strategi ini untuk dapat memuaskan hasratnya menduduki jabatan yang diinginkan. 

Mirisnya lagi, masyarakat tetap juga memilih mereka. Bak menampung air di ember yang bocor, seperti itu lah masyarakat kita saat ini, meski sudah diberi edukasi, masih banyak dari mereka yang memilih karena uang.

Di momen Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) misalnya. Ketika para calon saling pamer gagasan membangun daerah, tim sukses malah sibuk hambur uang ke masyarakat. 

Lucunya lagi, mereka yang menggunakan politik uang ini adalah mereka-mereka yang mengaku paling demokrasi. Orang demokrasi kok merusak demokrasi?. 

Alih-alih memberi edukasi kepada generasi muda bagaimana berpolitik baik, mereka malah mempertontonkan politik "haram" yang jelas-jelas melanggar aturan. Sanksinya pidana.

Praktik politik uang hingga saat memang sangat sulit untuk dibuktikan, salah satu alasannya karena minimnya saksi. Pasalnya, masyarakat yang melapor soal adanya praktik politik uang, juga dapat kenakan sanksi. Karena yang memberi dan menerima sama-sama melanggar aturan. 

"Saksi penerima itu ternyata susah. Karena orang tidak akan mau menjadi saksi sebagai pelapor karena dia sendiri akan kena (sanksi) sebagai pihak penerima," ujar Ketua Bawaslu Abhan, dikutip dari kompas.com.

Lantas, apa yang bisa kita banggakan dari mereka-mereka yang menggunakan uang untuk menduduki jabatan kepala desa,?.

Atau mungkin sudah seperti ini karakter masyarakat kita. Memilih karena uang, tapi ketika kepala desa yang dipilih tak mampu membangun desa, mereka "teriak". Siapa yang salah?. 

Selama politik uang terus dipraktikan, selama itu pula demokrasi kita selalu rusak. Parahnya, strategi akan membudaya dan terus dipraktikan oleh generasi-generasi selanjutnya. Sangat miris!!! 

Kepada para calon kades, bertarunglah dengan visi misimu, tunjukan integritasmu sebagai calon pemimpin, bukan merusak demokrasi dengan uangmu.

Jangan bangga menang Pilkades kerana uang, tetapi banggalah jika capaian yang anda dapat murni hasil kerja keras sendiri bersama tim. 

Dan kepada masyarakat, yang katanya berpendidikan, jangan karena sebuah amplop berisikan uang merah dan biru, harga diri daerah dan suaramu sendiri digadaikan.

Marilah memilih dengan bijak, pilih mereka yang betul-betul punya niat dan gagasan membangun daerah, agar mereka-mereka yang merusak demokrasi tidak terpilih di Pilkades tahun ini.

Artikel Terkait
Artikel Terkini

ARTIKEL POPULER