BUTON, BUTONSATU.com - Untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kompetensi pengelola destinasi dan daya tarik wisata agar dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemasaran pariwisata, Pemerintah Kabupaten Buton melalui Dinas Pariwisata setempat kembali melaksanakan pelatihan digitalisasi, branding, pemasaran, dan penjualan pada desa wisata, homestay, kuliner, souvenir, dan fotografi.
Kegiatan yang dipusatkan di Pelataran Halaman Dive Center Pasarwajo ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kompetensi pengelola destinasi dan daya tarik wisata agar dapat dalam pemasaran pariwisata, Sabtu (01/10/2022).
Pelatihan tersebut dibuka Pj Bupati Buton yang diwakili oleh Sekda Kabupaten Buton Drs. Jamaluddin Asnawi, S.Pd., M.Si didampingi Kadis Pariwisata setempat Rusdi Nudi dan pemateri asal Bandung.
Dikutip dari laporan panitia, pelatihan ini akan berlangsung empat hari, dimulai dari tanggal 1 sampai dengan 4 Oktober 2022 dan diikuti 40 orang peserta pelaku usaha. Untuk praktek lapangan mereka akan dikembalikan ke desanya masing-masing untuk menginput profil desa dan potensi desa ke aplikasi.
Dalam laporan panitia itu juga disampaikan bahwa pelatihan itu didanai oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Tahun Anggaran 2022. Secara teknis dilaksanakan oleh Dispar Kabupaten Buton.
Dalam sambutannya, Kadis Pariwisata setempat Rusdi Nudi menyampaikan tujuan dari pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja di bidang kepariwisataan. Dengan cara membranding produk yang ada di desa wisatanya masing-masing dengan berbasis digital.
"Kita ini berhadapan dengan Wakatobi. Wakatobi itu 10 destinasi, mereka sudah menang bawah laut, kita harus menangkan yang diatas laut ini. Untuk memenangkan diatas laut ini, potensi yang ada di kita, profil desa kita dan potensinya anak-anak muda coba diekspos," ungkapnya.
"Itulah tujuan pelatihan hari ini, bahwa bagaimana cara kita mengekspos, bagaimana itu supaya dapat dilihat, bagiamana kita membuat foto dia ideal dan menarik untuk dilihat itu kita akan ikuti selama beberapa hari ini," jelasnya.
Menurutnya, jika hanya mengandalkan promosi lewat media televisi akan memakan anggaran yang cukup besar. Namun hal itu dapat diminimalisir manakala admin dalam setiap desa wisata bersama-sama mengekspos potensi wisatanya. Sehingga dengan begitu maka potensi wisata yang ada di setiap desa bisa dikenal.
"Tapi kalau kita rame-rame kan itu 25 desa atau 23 desa mengekspos rame-rame maka Buton dia muncul rame-rame di permukaan, lahir dari tangan-tangan teman-teman. Mari kita ekspos Buton dengan potensi yang ada di desa kita dan kita lebih tau dan ketika orang bertanya kita bisa menjelaskan sehingga pariwisata itu tidak lagi menjadi tanggung jawab pemerintah," ujarnya.
"Kalau ada potensi wisata lempar mi di media, kalau mau ke sini hubungi nama ini admin. Lempar mi di media, sehingga nanti kalau itu sudah bergerak, sudah rame dikunjungi, pemerintahnya akan turun memberi bantuan," sambungnya.
Sehingga untuk memanfaatkan peluang tersebut Rusdi Nudi mengajak seluruh pemuda milenia untuk bersama-sama mengekspos potensi wisata Buton lewat sosial media.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Buton Asnawi Jamaluddin dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap Kadis Pariwisata karena sejak memimpin Dispar banyak inovasi yang telah dilahirkan ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Buton.
Selanjutnya, Asnawi juga menjelaskan tentang digitalisasi. Sehingga kedepan, peran admin wisata yang ada di desa diharapkan mampu menumbuhkan penggiat pariwisata khususnya dalam bidang pemasaran.
"Saya berharap pelatihan ini nantinya mampu untuk menumbuhkan tenaga pemasaran yang handal dalam bidang pariwisata, secara digitalisasi dan membranding usaha masing-masing pelaku wisata, dalam setiap desa," ujarnya.
Selanjutnya, Asnawi juga menyampaikan jangan hanya 23 desa saja yang masuk dalam program jejaring desa wisata, melainkan kedepannya harus bertambah lagi karena Kabupaten Buton memiliki potensi wisata yang besar.
"Tinggal dari kita bagaimana untuk mempromosikannya, bagaimana mengelolanya. Itu sebenarnya peran kita disini penting karena kalau kita tidak perkenalkan, kita tidak informasikan kepada dunia luar. Orang tidak akan tau bahwa kita memiliki potensi wisata yang besar," tuturnya.
Mantan Kadis Sosial Kabupaten Buton ini menambahkan bahwa di daerah-daerah wisata yang cukup maju seperti raja empat jika dilihat potensi wisatanya tidak berbeda jauh dengan potensi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Buton.
"Hanya karena wisatanya sudah dipoles dan sudah membranding duluan dan informasinya duluan sehingga wisatanya mereka itu dikenal. Namun, jika dilihat kita juga ini banyak raja-raja empat yang ada di daerah ini," ucapnya.
"Sekarang kita mau berbicara apa, mau bicara pantai kita juga ini punya pantai yang indah. Jadi sebenarnya pelatihan ini sangat penting bagi kita karena memang data dan informasi itu sangat penting. Apalagi sekarang sudah ada sistem aplikasi, tinggal kita promosikan segala potensi wisata kita," sambungnya.
Asnawi juga menambahkan, agar peserta pelatihan ini diharapkan jangan hanya berdiam diri melainkan ilmu yang didapatkan dapat diaplikasikan dan dimanfaatkan untuk membranding potensi wisatanya.
"Saya harapkan peserta yang hadir hari ini dapat memanfaatkan ilmu dari narasumber ini dengan sebaik-baiknya. Jadi harapan saya ikutilah kegiatan ini dengan sebaik-baiknya sehingga potensi yang ada di desa-desa itu dapat dikenal oleh wisatawan luar," harapnya.
"Selamat mengikuti pelatihan, terimakasih kepada para narasumber yang sudah jauh-jauh datang dari Bandung dan mudah-mudahan ilmu yang ada dari sana ditularkan kepada generasi muda yang ada di Kabupaten Buton," tutupnya.