BUTON, BUTONSATU.com - Bupati Buton, Drs La Bakry mengingatkan seluruh Kepala Sekolah (Kepsek) tingkat TK, SD, dan SMP agar tidak hanya memikirkan proyek fisik pembangunan sekolah saja. Akan tetapi, mulai prioritaskan menyiapkan SDM yang unggul untuk masa depan bangsa.
"Jangan seperti lalu-lalu orientasinya proyek melulu, diulang itu masih layak rehab lagi, ada yang mengeluh sama saya kita ini sudah mau hancur, ini direhab lagi. Harus dirubah cara berpikir seperti itu, karena uang ini sangat terbatas," kata Bupati La Bakry saat menghadiri kegiatan penyerahan bantuan seragam sekolah gratis di SMP Negeri 10 Buton, Desa Ambuau Indah, Kecamatan Lasalimu Selatan, Sabtu (06/2/2021).
Ia mengintruksikan seluruh Kepsek dan guru-guru untuk benar-benar memprioritaskan program pembangunan SDM, khususnya untuk masa depan generasi Kabupaten Buton sehingga ditahun-tahun yang akan datang Kabupaten Buton tidak menjadikan daerah tertinggal lagi dalam dunia pendidikan.
"Saya memang cerewet soal guru ini karena sekali kita salah disini maka kita akan tertinggal lagi kebelakang, daerah lain sudah melejit pendidikannya kita di Buton tidak bisa maju-maju karena pabrik SDM yang namanya sekolah mulai dari TK sampai dengan SMP tidak bisa kita selesaikan," pungkasnya.
Olehnya itu La Bakry menghimbau kepada seluruh Kepsek dan guru-guru untuk fokus terhadap kemajuan SDM agar masa depan dunia pendidikan khususnya sekolah-sekolah di Kabupaten Buton dapat menjadi sekolah yang memenuhi standar nasional.
Baca Juga: Bagikan Seragam Gratis, Bupati Buton Harap Dapat Bantu Ringankan Beban Wali Murid
"Jangan sampai kita hanya berputar terus, rehab terus. Coba dicarikan dulu tiap sekolah jangan lagi memakai plafon yang dari tripleks. Tapi menggunakan plafon GRC board, jadi biar dia kena air, kebakaran juga dia tidak terbakar. Coba diubah itu, sehingga kita hanya sekali kerja," tuturnya.
"Kalau tripleks, kayu diambilkan lagi kayu kelas dua sehingga cepat dimakan rayap, kena hujan hancur lagi, tahun depan kerja kita hanya rehap melulu. Habis tenaga kita. Coba berpikir yang kualitas agar kita kita tidak membuang-buang waktu hanya untuk proyek saja," tambahnya.
Coba kita belajar pada negara-negara barat, mereka hanya bekerja sekali saja. Kita ini hanya berkali-kali saja. Pikirannya hanya proyek. Jangan, hindari pikiran itu agar bisa bisa melangkah kearah pendidikan yang lebih berkualitas sehingga nanti generasi kita tumbuh menjadi generasi yang berkualitas," sambungnya.