Postingan
Tim Redaksi
Diterbitkan: 02 Maret 2024 | 23:15PM

Langkah Kongkret Pj Bupati Mustari Akselerasi Pencegahan Stunting dan Pelayanan Kesehatan

butonsatu.com

BUTON, BUTONSATU.com - Kesehatan merupakan aset berharga bagi setiap individu. Kesehatan menjadipondasi utama dalam membangun masa depan yang lebih baik. Namun, di balikpanorama keindahan alam dan kekayaan budaya, Kabupaten Buton dihadapkan padatantangan serius yang mengancam generasi masa depannya: STUNTING.

Stunting bukanlah sekadar masalah kesehatan semata. Lebih dari sekadartinggi badan yang terhambat, stunting mencerminkan ketidakseimbangan dalampemenuhan gizi dan perawatan kesehatan pada masa awal kehidupan. Dampaknyatidak hanya terasa pada tingkat kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhikognisi, produktivitas, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Kabupaten Buton,dengan angka stunting mencapai 16,79%, tidak bisa lagi mengabaikan urgensipenanganan masalah ini.

Namun, di tengah tantangan yang kompleks, Kabupaten Butonmenunjukkan komitmen yang kuat untuk menghadapinya. Pj. Bupati Buton, Drs. LaOde Mustari, M.Si., telah menggulirkan langkah-langkah konkret dan menyeluruh,menggalang kolaborasi lintas sektor dan masyarakat dalam upaya menekan angkastunting. Dalam rapat kerja lintas sektor dan kunjungan kerja ke berbagaifasilitas kesehatan, Pj. Bupati Buton menyuarakan pentingnya kesadaran bersamadan peran aktif semua pihak dalam merumuskan strategi yang efektif.

Pj. Bupati Buton menegaskan pentingnya koordinasi antarapemerintah daerah, kepala desa, lurah, camat, serta berbagai lembaga terkaitdalam menyusun strategi yang holistik dan terintegrasi. Dengan melibatkan 14Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai Tim Pendamping Penanganan Stunting(TPPS), upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Buton menjadi lebih terarahdan terukur.

Selain itu, kerjasama dengan pihak swasta juga menjadibagian integral dalam upaya pencegahan stunting. PT Sarihusada, misalnya,memberikan kontribusi besar melalui program pemberian susu PKMK Cegah Stunting.Dukungan dari sektor swasta ini tidak hanya menghadirkan sumber daya tambahan,tetapi juga menciptakan sinergi antara berbagai pihak untuk mencapai tujuanbersama: generasi muda yang sehat dan berkualitas.

Rapat Kerja Lintas Sektor

Dalam rapat kerja lintas sektor dan tim pendamping keluarga di Kantor Desa Bungi, Kecamatan Wolowa, pada Rabu, 28 Februari 2024,  Pj. Bupati Buton, Drs. La Ode Mustari, M.Si., menyoroti masalah stunting yang masih menjadi perhatian serius di Kabupaten Buton. Dengan angka stunting mencapai 16,79%, Pj. Bupati menekankan perlunya perhatian dan strategi dari lintas sektor serta kolaborasi dengan tim pendamping keluarga dan kader posyandu.

Image
Pj. Bupati Buton, Drs. La Ode Mustari, MSi bersama Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting di kabupaten Buton dalam rapat kerja lintas sektor dan tim pendamping keluarga dalam rangka penguatan kinerja TPPS tingkat Kabupaten Buton tahun 2024 di Kantor Desa Bungi, Kecamatan Wolowa, Rabu 28 Februari 2024.

Pj. Bupati Buton menggarisbawahi pentingnya koordinasi lintas sektor, termasuk dengan para kepala desa, lurah, dan camat, dalam menangani masalah stunting. Beliau juga menyampaikan komitmen pemerintah dalam menurunkan angka stunting, sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 yang menargetkan penurunan menjadi 14% pada tahun 2024.

Rapat tersebut juga dirangkai dengan penyerahan bingkisan asupan gizi bagi keluarga berisiko stunting kepada ibu hamil dan anak balita yang terkena dampaknya. Hadir dalam acara tersebut adalah sejumlah pejabat terkait, termasuk Sekretaris Daerah Kabupaten Buton, Ketua TP. PKK Kabupaten Buton, dan Ketua Dharma Wanita Kabupaten Buton.

Image
Dalam rapat kerja lintas sektor dan tim pendamping keluarga di Kantor Desa Bungi, Kecamatan Wolowa, pada Rabu, 28 Februari 2024. (Foto: Agung - Kominfo)

Plt. Kpl. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Buton Sarnia S.KM.M.Kes menyampaikan stunting perlu segera untuk diselesaikan karna berpotensi mengganggu kualitas sumber daya manusia yang berhubungan dengan tingkat kesehatan bahkan kematian oleh karna itu diperlukan strategi serta program lintas sektor yg dapat dilaksanakan secara terencana disegalah bidang.
Ia menyampaikan bahwa ada 14 OPD yang terlibat langsung sebagai  TPPS di Kab Buton, dimana masing masing OPD memiliki kewenangan sesuai dengan tupoksi masing masing. Namun peran peran penting OPD ini perlu diaktifkan dan disingkronkan serta perlu disinergikan agar kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana yang direncanakan sehingga berdampak pada percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Buton.

Kunjungan Kerja di Puskesmas Wakaokili

Tak hanya itu saja Pj. Bupati Buton Drs. La Ode Mustari, M.Si., melakukan kunjungan kerja dalam rangka pencegahan stunting sekaligus peninjauan sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Wakaokili, Kecamatan Pasarwajo, Selasa, 27 Februari 2024.

Kedatangan Pj. Bupati Buton dan rombongan disambut hangat oleh Kepala Puskesmas Wakaokili beserta stafnya.

Sebelum menuju ke Puskesmas, rombongan terlebih dahulu melakukan peninjauan di Posyandu Cempaka Desa Kaoengkeongkea. Di sana, Ketua TP PKK Kabupaten Buton dan Ketua Dharma Wanita melakukan penimbangan bayi sambil meninjau ruangan pemeriksaan ibu hamil, ruang pengukuran balita, dan melakukan penyerahan susu PKMK Cegah Stunting, Alat Antropometri, Buku Kie Kader, dan Buku Kia.

Image
Pj. Bupati Buton Drs. La Ode Mustari, M.Si., melakukan kunjungan kerja dalam rangka pencegahan stunting sekaligus peninjauan sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Wakaokili, Kecamatan Pasarwajo, Selasa, 27 Februari 2024. (Foto: Agung - Kominfo)

Setelah kunjungan ke Posyandu, Pj. Bupati Buton bersama rombongan melanjutkan peninjauan di Puskesmas Wakaokili, mengunjungi setiap ruangan untuk memastikan ketersediaan dan kualitas pelayanan kesehatan. Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Buton, Asisten Pemerintah dan Kesra Kabupaten Buton, serta para Kepala OPD Lingkup Pemerintah Kabupaten Buton.

Image
Pj. Bupati Buton Drs. La Ode Mustari, M.Si., melakukan kunjungan kerja dalam rangka pencegahan stunting sekaligus peninjauan sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Wakaokili, Kecamatan Pasarwajo, Selasa, 27 Februari 2024. (Foto: Agung - Kominfo)

Dalam sambutannya, Pj. Bupati Buton menyampaikan pentingnya upaya pencegahan stunting sebagai bagian dari persiapan sumber daya manusia Indonesia menuju tahun 2045 sebagai negara besar. Dia juga mencatat adat budaya lokal seperti "Dole-dole" dan "Posipo" yang telah secara tidak sadar membantu pencegahan stunting di Buton.

"Ternyata penanganan stunting ini secara sadar dan tidak sadar sudah lama kita lakukan di Buton, dimana di Buton ini adanya adat Budaya Buton yang bernama "Dole-dole" yang merupakan pemberian gizi kepada anak anak sejak kecil dan adanya adat "Posipo" yaitu pemberian makanan untuk ibu hamil sejak 7 bulan. Hal tersebut jika dimaknai merupakan salah satu penanganan stunting warga Buton," ucap Pj. Bupati Buton.

Pj. Bupati Buton menekankan peran penting kader posyandu dan generasi muda dalam upaya menjaga kesehatan dan mencegah stunting. Penyerahan Buku Kia juga dianggap sebagai pedoman bagi ibu-ibu untuk merawat bayi dan perawatan ibu hamil secara baik dan sehat.

Selain itu, Pj. Bupati Buton juga menyampaikan terima kasih kepada PT Sarihusada atas bantuannya dalam pemberian susu PKMK Cegah Stunting, serta kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya membangun generasi muda yang sehat di Kabupaten Buton.

Artikel Terkait
Artikel Terkini

ARTIKEL POPULER