Oleh:
Rahman Raharusun Penggiat Aksi
TUAL, BUTONSATU.com - Dalam kunjungan kerjanya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bersama jajaran Kementerian di Kota Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku pada Rabu (14/9/2022) lalu dengan sejumlah rangkaian agenda pada wilayah masing-masing Kabupaten/kota setempat, selain memberikan gambaran informasi terkait rangkaian pembangunan, kedatangan orang nomor satu di Indonesia ini juga melahirkan antusias warga dua daerah setempat hingga kejadiaan lainnya yang tak dapat disangka.
Secara normal agenda ini bisa dianggap biasa-biasa saja atau luar biasa pula tergantung siapa yang memandangnya, apa alat ukurnya dan dari segi apa pandangan itu diberikan. Namun tidak salah juga apabila ada pandangan lain terhadap rangkaian kegiatan super kenegaraan yang telah dilakukan di dua daerah ini untuk sekian dekade bagi posisi kelas presiden.
Sebagai bentuk pandangan yang berbeda, kejadian yang dimaksudkan di atas dapat berupa hipnotis kepada warga atas pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak yang disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, dalam jumpa pers di Istana Merdeka, "Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," ujar Jokowi.
Kebijakan pemerintah akan kenaikan harga BBM yang belum lama terjadi dengan rincian harga pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 Per liter, Harga Solar Subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp.14.500 per liter, saat dikutip kompas.com berjudul Rincian Kenaikan Harga BBM Pertalite, Solar hingga Pertamax.
Pada saat BBM telah naik dan begitu berdampak terhadap kehidupan masyarakat memasuki satu hingga dua pekan, kini masih tersimpan keinginan yang tinggi dari masyarakat untuk melihat secara langsung sosok yang punya peran penting di balik kenaikan harga BBM itu. Kita seakan lupa bahwa dengan dasar inilah maka tidak hanya cerita manis yang terungkap disaat hingga setelah jamuan dua pemerintah daerah dan warga masyarakatnya menghampiri Sang Presiden bersama rombongan. Namun selain itu terdapat kejadian di luar sangkaan bahkan penuh kontroversi.
Peninggalan Petaka Demokrasi
Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi layaknya kita mengedepankan tatanan hidup yang mencerminkan nilai-nilai demokratis berdasarkan jaminan hukum dan hak asasi manusia melalui hubungan antar sesama pemegang kekuasaan, antar pemegang kekuasaan dengan masyarakat maupun sebaiknya antar masyarakat dengan pemegang kekuasaan, hingga jalinan kehidupan antar sesama masyarakat itu sendiri dalam situasi apapun yang menyangkut kepentingan hidup bersama tanpa terkecuali.
Baca Juga: Tinjau Aspal Buton Presiden Jokowi Takjub dengan Potensi Besar Produksinya
Hal tersebut di atas dimaksudkan demi menjaga prinsip-prinsip universal demokrasi yakni :
- Demokrasi mengakui kepentingan fundamental setiap individu.
- Demokrasi menghargai persamaan setiap orang.
- Demokrasi mengakui kekuasaan mayoritas dan menghargai hak-hak minoritas.
- Demokrasi menerima kompromi atas kepentingan.
- Demokrasi menghormati kebebasan individu. (lihat, Sunarso, Membedah Demokrasi “Sejarah Konsep dan Implementasinya Di Indonesia hal: 85).
Bentuk aksi yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa pada saat didatangi Presiden Jokowi pada waktu itu adalah upaya mereka dalam menjaga nilai-nilai demokrasi untuk tetap tumbuh subur dengan menjaga serta pula menghormati tatanan hukum negara yang berlaku.
Demi menjaga sekaligus menjamin prinsip-prinsip universal demokrasi tetap terpelihara, maka idealnya para pihak yang berkepentingan perlu untuk mengantisipasi sejak dini terkait dampak dari rangkaian agenda penting kenegaraan yakni kunjungan Presiden ke Provinsi Maluku tepatnya di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual agar tidak terjadi petaka ekstrim yang mengakibatkan korban fisik/pemukulan terhadap sejumlah mahasiswa yang salah satunya adalah anggota HMI asal Komisariat Darulrachman Tual yang dikeroyok, dipukul (dianiaya) hingga berlumur darah pada saat melakukan aksi protes hingga dirawat di Rumah Sakit bahkan berlanjut ke Laporan Polisi.
Adapun laporan yang disampaikan bersifat tunggal terhadap salah satu peserta aksi yang dianggap cukup berat. Lain dari pada itu, saudara-saudara yang juga berstatus koban pemukulan termasuk sejumlah pimpinan organisasi, tidak disertakan sebagai muatan laporan lain untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya demi menjaga kualitas gerakan, kualitas demokrasi dan jaminan Hak Asasi Manusia.
Berkaitan dengan peristiwa yang terjadi dan para pihak yang terlibat semoga terus diproses sesuai prosedur dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dalam arti laporan yang dimaksudkan tidak terkesan di arsip, namun kiranya ada gerak dinamis terhadap laporan peristiwa yang hendak menelan bulan tersebut.
Terpisah dari tulisan ini, perkenankan saya menyampaikan Selamat Milad HMI Yang Ke 78 Tahun "14 Rabiulawal 1366 Hijriah - 14 Rabiulawal 1444 Hijriah" Kepada Seluruh Kader (Pengurus, anggota dan Alumni HMI), lebih khusus kepada sejumlah kader umat dan kader bangsa yang menjadi korban aksi 14 September 2022 di Kota Tual Provinsi Maluku.